skip to Main Content
Need Help? WA: +62 816-1617-097

ANAND MATH: Kebahagiaan Sejati di Pangkuan Ibu Pertiwi

“ Sekarang ikutlah denganku, Mahendra,” perintah sang Mahatma. Mereka pun memasuki sebuah lorong gelap, kemudian masuk lagi ke dalam lorong lain yang bahkan lebih gelap. Hanya seberkas cahaya saja yang masuk ke dalamnya, yang membuat tempat itu muram dan penuh kesedihan. DI tempat itu ia melihat sebuah peta India menjadi kain lap dan sudah sobek-sobek. Kemuraman yang ditunjukkan oleh peta itu sungguh melampaui kata-kata
“Seperti inilah Bunda India kita sekarang,” kata sang Mahatma.

“Ia menderita kesedihan dari kelaparan, penyakit, kematian, kehinaan, dan kehancuran.”
……………………………………..

“Jiban, aku rasa Mahendra akan bergabung dengan kita,” Mahatma berkata dengan lirih sembari berjalan memasuki ruangan tersebut. “Dan itu akan menjadi sebuah berkah bila ia benar-benar bergabung dengan gerakan Anak-Anak Bunda India. Karena timbunan harta yang terkumpul dari generasi ke generasi yang ia miliki akan dipersembahkan bagi pengabdian pada sang bunda. Tapi jangan terima dia untuk masuk dalam pergerakan ini sampai ia mencintai Bunda India dengan seluruh hati, pikiran, jiwa, serta raganya.”

“Dan ketika pekerjaan kalian ini selesai: terus awasi Mahendra. Ketika waktunya tiba, aku akan melakukan apa yang perlu dilakukan. Sementara itu, lindungi mereka semuanya, karena MENGHUKUM YANG JAHAT ADALAH KEWAJIBAN ANAK-ANAK SANG BUNDA, MELINDUNGI KEBAIKAN JUGA MERUPAN TUGAS KITA.”