Dvipantara Yoga Sastra – Ancient Indonesian Science of Yoga for Modern Times
Known as Shin-tu to the ancient Chinese Travelers, Hindu to the ancient Persians and Arabs; Indus and Indies to the Westerners, the Sindhu Valley Civilization is perhaps the only ancient civilization that has not only survived, but also evolved, progressed and thrived with the passage of time.
The Civilization has given birth to several philoshophies, religions, and belief systems. The scriptures in your hands written by unknown ancient sages of what is now known as the Indonesian Archipelago, are the gifts from this very same civilization, stretching from the present day Afghanistan to parts of the Philippines.
These scriptures invite you, invite us all to celebrate Oneness, the One Reality, underlying all the superfluous differences on the surface. They take us beyond the popular nation, the popular ideo of “tolerance” to the greater value of “appreciation”.
Another thing, which must be said in this context is that these scriptures are not meant for “ascetics”, or for a certain section of society alone. The noble values and injunctions in these treatises are universal by nature and meant for all spiritual aspirants, for all practicioners of Yoga – whether they are ascetics or laity. Indeed for all of us whos would like to find peace, and discover the source of tru happiness within.
***
Dikenal sebagai Shin-tu oleh para pelancong Cina di masa lalu, Hindu oleh orang-orang Persia dan Arab; Indus dan Indies oleh orang Barat, Peradaban Sindhu barangkali adalah satu-satunya peradaban kuno yang tidak hanya sekadar bertahan, tetapi juga berevolusi, berkembang, dan bertumbuh seiring berjalannya waktu.
Peradaban ini telah melahirkan berbagai filosofi, agama, dan sistem kepercayaan. Kitab yang berada di tangan Anda saat ini – yang ditulis oleh para bijak dari wilayah yang sekarang disebut Kepulauan Nusantara atau Indonesia – adalah hadiah dari peradaban yang sama, peradaban yang terbentang antara Afghanistan dan kepulauan Filipina.
Tulisan-tulisan mulia ini mengundang Anda, mengundang kita semua untuk merayakan Kesatuan, Kebenaran Hyang Tunggal di balik segala perbedaan yang tampak di permukaan. Tulisan-tulisan mulia ini membawa kita melampaui gagasan populer tentang “toleransi” menuju gagasan yang mempunyai nilai lebih tinggi yakni “apresiasi”.
Hal lain yang mesti dijelaskan dalam konteks ini adalah bahwa risalah ini tidak dimaksudkan untuk para “petapa” atau masyarakat tertentu saja. Nilai-nilai dan anjuran-anjuran luhur dalam risalah ini dimaksudkan bagi semua pencari spritual, bagi semua praktisi Yoga – baik petapa maupun awam. Sesungguhnya bagi kita semua yang ingin menemukan kedamaian dan sumber kebahagiaan sejati di dalam diri kita sendiri.